Pada pembahasan
kita kali ini tentang Musa
seorang Hafiz cilik Indonesia yang sudah mendunia. Perlombaan menghapal
Alquran tingkat internasional Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) dilelenggarakan di
mesir Sharm El-Sheikh, Mesir dihelat pada 10-14 April 2016. Jumlah peserta yang
mengikuti acara dari berbagai cabang tersebut sebanyak 80 orang, dintaranya
terdiri dari 60 negara.
Adapun
negara-negara tersebut adalah Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad,
Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahrain, Nigeria, Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, Thailand, Australia, Ukraina, dan Indonesia serta negara-negara
lainnya.
Seperti yang
yang dikatakan oleh Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo, Lauti Nia Astri
Sutedja dari detikcom
Musa adalah satu-satunya dari Indonesia yang mengikuti lomba ini, Jumat
(15/4/2016). Musa mengikuti lomba cabang Hifz Al Quran 30 juz dari
golongan anak-anak, Ia adalah peserta paling kecil karena peserta lainnya
berumur 10 tahun sedangkan dia masih berumur 7 tahun.
Artikel Terkait
: Gadis
Asal Kebumen Ciptakan Aplikasi Tandingan WhatsApp
Kedatangan musa
ke mesir ditemani oleh ayahnya La Ode Abu Hanafi. Umurnya yang paling muda
itulah yang membuat daya tarik tersendiri, sehingga jurnalis Kantor Berita MENA
mewawancarai Musa ketika hari pertama mereka datang, dan keesokan harinya hasil
wawancara tersebut sudah dimuat di sejumlah media Mesir dengan judul: Indonesia
Berpartisipasi pada MTQ Internasional Sharm El-Sheikh dengan Peserta Paling
Kecil.
Musa diminta
untuk menuntaskan 6 soal, yang berhasil dituntaskan Musa dengan tenang tanpa
ada salah ataupun lupa. Lancarnya bacaan Al Quran yang dibawakan oleh Musa
serta ketenangannya dalam menjawab pertanyaan membuat Ketua Dewan Juri Sheikh
Helmy Gamal, Wakil Ketua Persatuan Quraa Mesir dan sejumlah hadirin meneteskan
air mata.
Dikutip dari
Iqna.ir yang disiarkan menggunakan bahasa Arab, Musa berhasil meraih juara 3
setelah memperoleh nilai 91,17.
"Adapun di perlombaan kategori menghafal al Quran
tingkat internasional di Mesir, Duduk di peringkat pertama Ala Muhammad (9
tahun) dari Provinsi Buhairah dengan nilai 98,58. Selanjutnya diikuti peringkat
kedua Bilal Muhammad Sayyid (10 tahun) dan dilanjutkan dengan peringkat ketiga
Musa (7 tahun) dari Indonesia dengan nilai 91,17." Demikian kutipan
pemberitahuan juri yang diterjemahkan oleh akun Facebook Al-Faqir dalam laman
komentar status La Ode Abu Hanifa. Seperti yang dikutip dari liputan6.com
Musa mendapatkan
juara ke III lantaran ia masih belum fasih mengucapkan huruf "R".
Karena usianya yang terbilang masih muda. Karena menurut Ketua Dewan Juri
Sheikh Helmy Gamal, bacaan Al-Quran diatur dengan kaedah dan hukum yang jelas
dan tidak bisa mengenyampingkan hal terkait dengan makharijul huruf. (jawapos.com)
Pada acara
penutupan, Menteri Wakaf Mesir Prof Dr Mohamed Mochtar Gomaa memanggil Musa dan
Abu ayahnya Hanafi secara khusus. Pada kesempatan tersebut Menteri Gomaa atas
nama Pemerintah Mesir mengundang Musa dan Hanafi pada peringatan Malam Lailatul
Qadar yang diadakan pada Ramadan mendatang (2016).
Disebutkan bahwa
Presiden Mesir akan memberikan penghargaan secara langsung kepada Musa.
Pemerintah Mesir akan menanggung biaya tiket dan akomodasi selama mereka berada
di Mesir. Menteri Gomaa menyampaikan takjubnya kepada Musa yang berusia paling
kecil dan tidak bisa berbahasa Arab, tapi menghapal Alquran dengan sempurna.
Lauti Nia Astri
Sutedja memuji Musa sebagai delegasi cilik indoensia yang telah berhasil
meningkatkan kecintaan bangsa lain terhadap Indonesia. Ia mengatakan bahwa ia
telah berhasil merekam penampilam musa secara utuh dan akan diterbitkan
pada laman resmi KBRI di situs jejaring Facebook dan Youtube agar dapat
disaksikan oleh masyarakat di tanah air Indonesia.
Artikel Terkait
: Kisah
Naufal yang Menemukan Energi Listrik dari Pohon Kedondong
Sementara itu
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Kairo Meri Binsar Simorangkir menyatakan
bangga bahwa Musa yang masih kecil telah berhasil mengharumkan nama Indonesia
melalui Alquran. Menurutnya, KBRI Kairo sangat mendukung upaya Musa dalam
meraih prestasinya, karena ia membawa nama Indonesia.
Hafiz Cilik
Tingkat Dunia
Sebelum
menjuarai perlombaan MHQ, Musa juga sudah pernah mengikuti perlombaan. Ketika
itu ia berumur 5,5 tahun, namun telah mampu menghafalkan 29 juz dari total 30
juz Alquran. Iapun dikirim untuk mengikuti perlombaan hafalan Alquran tingkat
Internasional di Jeddah, Arab Saudi.
Musa menjadi
peserta termuda dalam ajang tersebut dan menduduki peringkat ke-12 dari 25
peserta yang ikut bertanding. Musa juga mendapatkan nilai mumtaz atau istimewa
yakni 90,83 poin dari 100 nilai sempurna.
Pasca
perlombaan, Musa berhasil menuntaskan hafalannya menjadi total 30 juz Alquran.
Hal tersebut karena memang ia kurang 2 surah saja yang belum ia hapal. Kemudian
pada bulan Agustus 2014, Musa memperoleh piagam penghargaan tingkat nasional
dari MURI sebagai Hafiz Al-Quran 30 Juz termuda di Indonesia.
Artikel Terkait
: Mobil
Berbahan Bakar Air Karya Anak Bangsa
Musa selain
dikenal sebagai hafiz cilik ia juga menghafalkan matan-matan hadis penting,
seperti Arbain Nawawi dan lainnya. Namanya mulai mencuat ke publik dalam negeri
maupun Malaysia dan Singapura setelah mengikuti dan meraih juara pertama pada
program Hafiz Indonesia 2014 di sebuah stasiun televisi swasta.
Demikianlah
pembahasan tentang Musa
seorang Hafiz cilik Indonesia yang sudah mendunia. Kita harus bangga dengan
prestasi yang telah diraih oleh Musa yang telah mengharumkan nama bangsa,
mudah-mudahan dengan kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua agar kita
juga bisa berkarya dan berprestasi.
0 Comments:
Berkomentarlah dengan bijak!