Terima
Kasih Pak Raden!! Kenangan
Manis Masa Kecil Bersama Si Unyil - Masih ingatkah kita
ketika masih kecil apa film favorit kita? Ketika itu tahun 80-an. Tidak ada TV
lain selain TVRI dan tidak ada Film lain selain film favorit kita siunyil.
Ketika itu berbondong-bondong anak kecil menuju beberapa rumah yang belum
banyak mempunyai televisi, kumpul dirumah tersebut hanya untuk menonton
televisi dengan acara yang benar-benar menjadi film favorit anak-anak waktu itu
yaitu siunyil.
Kita selalu menunggu dari hari kehari untuk bisa
menonton televisi, karena pada saat
itu waktu penayangannya
seminggu sekali. Ketika tiba saatnya untuk menonton siunyil yang ceritanya
selalu menarik untuk ditonton, kita merasakan sangat senang sekali jika
waktunya telah tiba. Itu yang kita rasakan ketika masa-masa kecil kita dahulu,
masa kecil yang indah yang dihiasi salah satu film favorit siunyil.
Seiring dengan berjalannnya waktu film semakin
berkembang, berbagai macam film kartun ataupun sinetron sudah menghiasi layar
kaca, begitupula berbagai stasiun televisi mulai bermunculan. Dengan
berkembangnya perfilman indonesia tersebut film siunyil sudah mulai terkikis
walaupun ada televisi yang menayangkan
seperti trans7. Walaupun sudah banyak kartun ataupun film yang ada tapi film
siunyil mempunyai kenangan tersendiri yang menghiasi masa-masa kecil dulu.
Yang harus kita ketahui siapa yang menciptakan film
tersebut? Dia adalah Drs. Suyadi alias Pak Raden, pencipta karakter Unyil
sekaligus pemilik hak cipta dari boneka Unyil. Drs. Suyadi (lahir di Puger,
Jember, Jawa Timur, 28 November 1932 – meninggal di Jakarta, 30 Oktober 2015
pada umur 82 tahun) adalah pencipta Si Unyil, sebuah film seri televisi
Indonesia. Suyadi menciptakan Si Unyil agar terdapat acara mendidik untuk
anak-anak Indonesia pada tahun 1980-an.
Sosok Pak Raden terkenal dengan aksesoris khasnya
yaitu mengenakan beskap hitam, blangkon, kumis tebal palsu, serta tongkat kayu.
Sejak kecil Drs. Suyadi atau yang akrab disapa Pak Raden sangat hobi dalam
menggambar dengan menggunakan arang atau kapur dihalaman rumahnya. Dengan
menggambar, ia merasa menemukan dunianya sehingga tak jarang tembok rumahnya
juga dipenuhi dengan gambar yang dibuat oleh Suyadi atau Pak Raden.
Hobi menggambarnya kemudian mengantar pak raden
masuk ke jurusan seni rupa di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1952. Di kampus ITB pula
bakatnya dalam menggambar makin terasah dan makin mencintai dunia seni. Di
kampusnya itu, ia banyak menghasilkan karya berupa buku cerita bergambar untuk
anak-anak dimana ia sebagai ilustrator dan penulis ceritanya serta ia juga
membuat film pendek animasi untuk anak-anak.
Ia kuliah di ITB sampai tahun 1960. Lulus dari ITB,
Pak Raden atau Suyadi kemudian melanjutkan pengetahuannya tentang animasi di
Perancis, ia belajar disana selama empat tahun antara tahun 1961 hingga 1965.
Keahliannya dalam hal animasi makin terasah semakin membuatnya mencintai dunia
seni yang kemudian kelak akan membuatnya terkenal dan namanya dikenang di
Indonesia.
Kembali dari Perancis, Pak Raden atau Drs. Suyadi
kemudian menjadi staf pengajar di jurusan Seni Rupa dalam seni Ilustrasi di ITB
(Institut Teknologi Bandung) dari tahun 1965 hingga 1975, ia juga mengajar
khusus animasi di Institut Kesenian Jakarta.
Si Unyil adalah film seri televisi Indonesia
produksi PPFN yang mengudara setiap hari Minggu pagi di stasiun TVRI dimulai
pada tanggal 5 April 1981 sampai 1993, Minggu pagi di stasiun RCTI dimulai pada
tanggal 21 April 2002 hingga awal 2003 dan berpindah ke TPI pada medio 2003
hingga akhir 2003 setiap Minggu pukul 16.30 WIB sebelum program berita Lintas
5.
Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini
menceritakan tentang seorang anak Sekolah Dasar (yang lalu akhirnya setelah
bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi Sekolah Menengah Pertama) bernama
Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata "Unyil" berasal
dari "mungil" yang berarti "kecil".
Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak
terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat
melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan
kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti
Pak Raden dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu dong!". Saat
ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta.
Film ini pernah dicoba diangkat lagi oleh PPFN
dengan bantuan Helmy Yahya pada tahun 2001, dengan meninggalkan atribut lama
dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha itu
gagal. Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil,
digawangi oleh Trans7. Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan,
kecuali beberapa yang diperbaharui seiring zaman.
Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu
dong" kini jadi "Gopek dulu dong"; dan Unyil didampingi temannya
membahas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki teman si Unyil. Suyadi mencoba
menjelaskan tentang perbedaan Si Unyil dengan boneka-boneka lainya.
Berlandaskan budaya, Suyadi ingin anak-anak Indonesia dapat mengambil pelajaran
dari cerita keseharian Si Unyil.
Tak hanya itu, ia juga ingin menyampaikan tentang
program Si Unyil yang bukan hanya sekedar hiburan semata. Lebih dari itu, Si
Unyil hadir untuk membahas tentang partriotisme, nasionalisme, kesehatan, alam
lingkungan, pasukan bersenjata, keluarga berencana, seni dan budaya, dan banyak
lainnya yang anak-anak Indonesia harus ketahui.
Kondisi pencipta siunyil ini tidak begitu baik, ia
tidak sesukses film penomenalnya ini. Selama hidupnya, Pak Raden atau Drs.
Suyadi terus memperjuangkan hak cipta dari boneka Si Unyil sebab, hak cipta
dari Boneka tersebut dipegang oleh PPFN yang memproduksi Serial Si Unyil ketika
itu namun pemegang hak cipta sebenarnya adalah Pak Raden atau Drs. Suyadi.
Mengenai hak cipta tersebut, pada 14 Desember 1995,
Drs. Suyadi membuat kesepakatan penyerahan hak cipta atas nama Suyadi kepada
Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN). Dalam perjanjiannya, terdapat
kesepakatan kedua belah pihak mengenai hak cipta Si Unyil yang berlaku selama
lima tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut.
Akan tetapi, PPFN menganggap bahwa perjanjian
penyerahan hak cipta tersebut tetap pada PPFN untuk selamanya. Royalti Unyil
hanya ia nikmati ketika program itu masih diproduksi, Setelah itu tidak dapat
apa-apa. Sementara itu, Pak Raden menyambung hidup dengan menjadi pendongeng
dan pelukis sepanjang vakumnya dari program televisi Unyil. Ini masih
dilakoninya hingga tengah tahun lalu.
Menurut panitia Pak Raden Ngamen untuk Hak Cipta,
Chusnato, pria berkumis itu mendongeng dari sekolah ke sekolah, festival ke
festival. Sekali dongeng, ia dibayar Rp. 3,5 juta sampai Rp. 5 juta. Dalam
sebulan, intensitas naik panggung bervariasi, Bisa sebulan 3 kali manggung. Pak Raden lebih banyak
menghabiskan waktunya di rumahnya menghibur warga sekitar terutama anak-anak di
jalan Petamburan II No, 27, Tanah Abang Jakarta Pusat.
Hingga akhir hayatnya, pak raden terus berharap agar
hak cipta Tokoh Si Unyil kembali kepadanya. Pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul
10 malam, Pak Raden atau Drs. Suyadi
menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Pelni karena infeksi pada
paru-paru sebelah kanan yang ia derita. Pak Raden wafat di usia 82 tahun. Ia
dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2015.
Meski kini telah menjadi hak milik Perum Produksi
Film Negara (PPFN), namun Suyadi tidak bisa menikmati lama royalti yang
didapatinya itu. Dari perjanjian, almarhum baru merasakan royaltinya selama setahun
seperti yang dilansir pengacara (Alm) Pak Raden, R Dwiyanto Prihartono saat
dihubungi indopos.co.id.
Peralihan hak cipta Si Unyil terjadi pada 22 April
2014 lalu. Di hari tersebut, PPFN langsung memberikan royalti kepada Pak Raden
melalui uang cash yang ditransfer ke rekeningnya. Di rumah tempat Drs Suyadi
disemayamkan, ada beban berat yang seolah menggelayuti pundak Shelvy Arifin.
Beban yang membuat direktur utama PPFN (Perum Produksi Film Negara) itu merasa
seperti ada utang yang belum dibayar.
Film Animasi tiga dimensi sedang digodok oleh PPFN,
apalagi film tersebut belum diperlihatkan pada Pak Raden, ia mengatakan
demikian ketika melayat ke rumah duka di Jalan Petamburan III pada Jumat malam.
Animasi yang dimaksud adalah film Si Unyil berformat tiga dimensi.
Demikianlah sedikit kisah
tentang Pak Raden yang menghiasi masa kecil kita, mudah-mudahan kita bisa
mengenang beliau yang telah berjasa pada kita karena telah banyak menghibur
masa kecil kita. Sehingga kita mempunyai masa kecil yang manis bersama si
Unyil. Terima
kasih Pak Raden!
SELAMAT JALAN
PAK RADEN!
TERIMA KASIH
TELAH MENGHIASI MASA KECIL KAMI!
Sumber :
-
https://id.wikipedia.org/wiki/Suyadi
-
https://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil
- http://www.biografiku.com/2015/10/biografi-pak-raden-pencipta-tokoh-si-unyil.html
-
Dan berbagai macam sumber lainnya.
0 Comments:
Berkomentarlah dengan bijak!